Proses dalam kamus bahasa Indonesia
berarti rangkaian suatu tindakan. Sedangkan proses dalam buku organisasi
karangan Gibso Invancevich Donnelly adalah berkenaan dengan aktifitas yang memberi
kehidupan pada skema organisasi tersebut. Proses organisasi merupakan jiwa bagi
struktur organisasi. Jika proses tersebut tidak berjalan dan berfungsi dengan
baik, maka masalah yang tidak pernah diharapkan akan timbul dalam sebuah
organisasi. Terdapat empat proses yaitu komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi
prestasi, sosialisasi dan karir.
Raymond V. Lesikar telah menguraikan 4
faktor yang mempengaruhi
efektifitas komunikasi organisasi,
yaitu :
a. Saluran omunikasi formal
b. Struktur organisasi
c. Spesialisasi jabatan
d. Apa yang disebut lesikar sebagai “pemilikan
informasi”
Model-model dalam proses organisasi
1.
Proses Komunikasi
Komunikasi menduduki tempat yang utama
karena susunan keluasan dan cakupan organisasi secara keseluruhan ditentukan oleh
tehnik komunikasi. Dari sudut pandang ini komunikasi adalah suatu proses sosial
yang mempuyai relevansi terluas di dalam memfungsikan setiap kelompok,
organisasi atau masyarakat. Kelangsungan hidup organisasi berkaitan dengan
kemampuan manajemen untuk menerima, menyampaikan, dan meleksanakan komunikasi.
Komunikasi diartikan sebagai proses
penyampaian informasi
atau pengiriman kepada penerima
informasi. Dengan demikian
penerimaan informasi harus memahami
isi informasi yang di
terimanya, sebaliknya apabila
penerimaan informasi tidak
memahami informasi yang diberikan oleh
pemberi informasi
berarti tidak terjadi komunikasi yang
effektif yang pada akhirnya
dapat menimbulkan suatu konflik.
Terdapat tiga elemen pokok
yang saling berkaitan setiap
terjadinya suatu komunikasi, yaitu
sender (sumber berita), message
(pesan), dan receiver
(penerimaan berita). Apabila salah
satunya dari ketiga elemen
tersebut tidak ada, maka komunikasi
tersebut tidak akan terjadi. Untuk itu terdapat delapan unsur pokok di dalam
proses
komunikasi.
a. Pengiriman atau sumber (sender)
b. Enconding
c. Message
d. Chanel
e. Receiver
f. Recoding
g. Noise
h. Feedback
Proses komunikasi umum berisi lima
elemen: Komunikator, Pesan, Media, Penerima, dan Umpan balik.
1. Komunikator
Dalam suatu kerangka organisasi,
komunikator adalah karyawan dengan ide,maksud, informasi dan suatu tujuan untuk
berkomunikasi.
2. Pesan
Tujuan komunikator diekspresikan dalam
bentuk pesan baik verbal atau non verbal.Pesan yang tidak disengaja dapat
dikirimkan tanpa suara atau
tindakan untuk suatu hal tertentu
demikian pula keputusan dari tujuan dan sasaran yang tidak bisa diteruskan dan
metode yang tidak bisa dipergunakan.
3. Media
Media adalah pembawa pesan, alat
dimana pesan dikirim. Dalam organisasi memberikan informasi pada anggota dalam berbagai
cara, termaksud komunikasi tatap muka, pembicara melalui telepon, pertemuan
kelompok, pesan melalui fax dan lain-lain.
4. Penerimaan Kode
Agar proses komunikasi sempurna, pesan
dapat dikodekan, sehingga relevan dengan penerimaan.
5. Umpan Balik
Proses komunikasi satu arah tidak
membuka umpan balik penerima terhadap komunikator, meningkatkann potensi
distori antara pesan yang dimaksud dan pesan yang diterima.
Komunikasi dalam organisasi sebaiknya
memberikan komunikasi dalam empat arah berbeda :
a. Komunikasi ke bawah : komunikasi yang mengalir dari individu dengan
tingkat hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih
rendah.
b. Komunikasi ke atas : komunikasi yang mengalir dari tingkat yang
lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi dalam suatu
organisasi.
c. Komunikasi horizontal : komunikasi yang mengalir antar fungsi dalam
suatu organisasi.
d. Komunikasi diagonal : komunikasi yang memotong antar fungsi dan
tingkat dalam suatu organisasi.
Komunikasi
Informal
adalah bagian penting aliran komunikasi organisasi. Bentuk organisasi ini
timbul dengan berbagai maksud,
yaitu meliputi :
1. Peranan kebutuhan-kebutuhan
manusiawi.
2. Pemenuhan keinginan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain.
3. Pelayanan sebagai sumber informasi
hubungan pekerjaan yang tidak disediakan saluran-saluran komunikasi formal.
Bentuk
proses perseptual komunikasi
1. Komunikasi perseptual : Proses dimana penerima menciptakan makna
sendiri dalam benak mereka.
2. Pengirim : Kelompok atau Organisasi yang ingin atau berusaha untuk
berkomunikasi dengan penerima tertentu.
3. Pengkodean : Komunikasi dimulai saat pengirim mengkodekan
suatu gagasan atau pikiran.
4. Pesan : Hasil dari pengkodean.
5. Noise : Campur tangan dalam pengiriman dan pemahaman pesan.
Komunikasi
Antar Pribadi
1. Kemampuan Komunikasi
2. Ekstranet : menghubungkan karyawan
internal dengan pelanggan pilihan, pemasok dan mitra strategis.
3. E-mail : penggunaan
internet/intranet untuk mengirim teks dan dokumen yang dihasilkan oleh komputer.
4. Kerjasama komputer : penggunaan
perangkat keras dan lunak komputer untuk membantu orang-orang bekerjasama lebih
baik sesuai dengan suasana yang ada.
Gaya
Komunikasi :
1. Gaya Asertif : Sikap yang mampu mengekspresikan perasaan dan harga
diri, tetapi tidak mengambil keuntungan dari orang lain.
2. Gaya Agresif : Sikap yang mampu menyatakan diri dan harga diri,
tetapi mengambil keuntungan yang tidak adil dari orang lain.
3. Gaya Nonasertif : Takut, malu-malu dan perilaku mengingkari diri
sendiri.
4. Komunikasi Non Verbal : Pesan yang dikirimkan kepada orang lain
dari tulisan atau dari kata-kata yang diucapkan.
5. Mendengarkan Secara Efektif : Proses pengkodean dan menterjemahkan
pesan verbal.
Tindakan non verbal positif yang dapat
membantu komunikasi :
1. Menjaga kontak mata,
2. Kadang menganggukkan kepala tanda
setuju,
3. Tersenyum dan menunjukkan semangat,
4. Mengarahkan tubuh kearah pembicara,
5. Berbicara secukupnya, tenang,
intonasi yang menenangkan
Tindakan untuk dihindari :
1. Memalingkan muka/tubuh dari
pembicara,
2. Menutup mata Anda,
3. Menggunakan intonasi suara yang
tidak enak didengar,
4. Berbicara terlalu cepat/lambat,
5. Menguap berlebihan.
Gaya
Pendengaran
:
1. Gaya Hasil : Tertarik untuk mendengar hasil akhir atau hasil
suatu pesan.
2. Gaya Alasan : Tertarik untuk mendengar alasan dibalik suatu
Pesan.
3. Gaya Proses : Suka mendiskusikan masalah secara detail.
4. Gaya Linguistik : Ciri khas pola bicara seseorang.
Pola
Komunikasi Organisasi
:
1. Komunikasi herarkis : pertukaran informasi antara manajer dan
karyawan.
2. Omongan selentingan : sistem komunikasi tidak resmi di dalam organisasi
informasi.
3. Orang penghubung : secara konsisten menyampaikan informasi omongan
selentingan kepada orang lain.
4. Mata-mata organisasi : menggunakan omongan selentingan untuk
meningkatkan kekuatan dan status mereka.
5. Distorsi komunikasi : dengan sengaja mengubah isi pesan.
Dinamika Komunikasi Modern :
1. Internet : jaringan kerja global
dari jaringan-jaringan kerja
Komputer.
2. Intranet : internet pribadi milik
milik organisasi.
3. Ekstranet : menghubungkan karyawan
internal dengan
pelanggan pilihan, pemasok dan mitra
strategis.
4. E-mail : penggunaan
internet/intranet untuk mengirim teks dan dokumen yang dihasilkan oleh komputer.
5. Kerjasama komputer : penggunaan
perangkat keras dan lunak komputer untuk membantu orang-orang bekerjasama lebih
baik.
2. Proses Pengambilan
Keputusan
Keputusan dari seorang pemimpin tidak
datang secara tiba-tiba, tetapi melalui suatu proses.
Proses pengambilan keputusan itu
berlangsung dengan tahapan
sebagai berikut :
a. Menghimpun data melalui pencatatan
bahkan mungkin
b. Berupa kegiatan penelitian
c. Melalui analisis data
d. Menetapkan keputusan yang akan
ditempuh
e. Mengoperasionalkan keputusan
menjadi kegiatan
f. Selama berlangsungnya kegiatan
sebagai pelaksana keputusan akan diperoleh data operasional yang baru.
Sementara itu tahapan-tahapan dalam
proses pengambilan keputusan dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Tetapkan masalah
b. Identifikasi kriteria keputusan
c. Alokasikan bobot pada kriteria
d. Kembangkan alternatif
e. Evaluasi alternative
f. Pilih alternative terbaik
Dalam pengambil keputusan ada dua tipe
keputusan:
1. Keputusan Terprogram
Keputusan terprogram adalah prosedur
spesifik yang dikembangkan untuk masalah yang rutin dan berulang. Jika situasi
yang sering muncul, biasanya prosedur rutin akan dapat disusun untuk
menyelesaikannya.
2. Keputusan Tidak Terprogram
Adalah keputusan membutuhkan manajemen
masalah yang unik dan kompleks. Keputusan tidak terprogram ini dibuat jika ada
hal yang baru dan tidak berstruktur.
Keputusan adalah mekanisme
organisasional dengan bentuk usaha untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu.
Untuk masalah yang munculnya sering, mengetahui seluruh proses tidak menjadi hal
utama. Jika suatu kebijakan telah diputuskan untuk mengatasi masalah seperti
itu maka menajer tidak perlu lagi untuk mengambangkan dan mengevaluasi seluruh
altrernatif setiap masalah yang sama muncul kembali. Dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Menetapkan sasaran dan tujuan serta
mengukur hasil
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dengan tepat
dapat terhalangi oleh faktorfaktor
seperti berikut:
a. Masalah presepsi: bahwa presepsi
individu mempunyai peluang untuk melindungi atau menghalangi kita dari kenyataan
yang tidak menyenangkan.
b. Masalah didefinisikan sebagai solusi
merupakan suatu upaya untuk langsung
lompat pada suatu kesimpulan.
c. Identifikasi gejala sebagai
masalah: masalah biasanya terdiri dari tiga type, yaitu kesempatan, krisis, dan
rutin.
3. Mengembangkan Alternatif
Sebelum suatu keputusan dibuat, alternative
yang masuk-akal
(solusi potensial untuk masalah
tersebut) mesti ditelaah serta
akibat dari masing-masing alternative
juga mesti dikaji.
4. Mengevaluasi Alternatif
Dalam memilih dari sejumlah
alternative, pengambil keputusan harus dituntun oleh sasaran dan tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Hubungan antara alternative-hasil didasarkan atas tiga
kondisi, yaitu:
a. Kepastian
b. Ketidakpastian
c. Resiko
5. Memilih Alternatif
Adalah untuk memecahkan masalah guna
mencapai tujuan yang direncanakan sebelumnya. Keputusan bukan suatu hasil, tetapi
hanya suatu sarana untuk mencapai tujuan.
6. Mengimplementasikan Keputusan
Suatu keputusan yang tidak
diimpletasikan tidak lebih dari sebuah abstraksi belaka. Tujuan
mengimpletasikan keputusan agar mencapai tujuan yang dikehendaki.
Implementasikan keputusan melibatkan banyak orang sehingga untuk menguji keputusan
itu dapat dengan melihat perilaku orang yang dipengaruhi oleh keputusan itu.
7. Mengendalikan dan Mengevaluasi
Manajemen yang efektif melibatkan
pengukuran secara periodik terhadap hasil.
Model-model Pengambilan Keputusan
1. Relationalitas Keputusan
2. Model-model perilaku pengambilan
keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
1. Teknik -teknik kreatif : Brainstorming
dan Synectics
2. Teknik -teknik partisipatif
3. Teknik -teknik pengambilan
keputusan Modern : teknik delphi, teknik kelompok nominal
3. Proses Evaluasi
Prestasi
Proses evaluasi prestasi di dalam
organisasi menunjukkan bahwa prestasi individu, kelompok, dan organisasi adalah
suatu hasil atau variabel bergantung dari prilaku organisasi, struktur dan proses.
Sistem yang diterapkan untuk mengevaluasi prestasi membantu maksud-maksud
seperti penentuan imbalan (upah, promosi, dan alih tugas), identifikasi
kebutuhan akan pelatihan.
(sumber: lista.staff.gunadarma.ac.id/.../Proses+Organisasi.pdf)
(sumber: lista.staff.gunadarma.ac.id/.../Proses+Organisasi.pdf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar