Gambar

Kamis, 14 Mei 2015

Pengambilan Keputusan dalam Organisasi



Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan

Secara umum pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada .Sebagai seni, pengambilan keputusan adalah proses mengambil keputusan pada situasi dan kondisi yang berbeda (karena adanya keragaman yang bersifat unik). Sebagai ilmu, pengambilan keputusan adalah suatu aktivitas yang memiliki metode, cara, dan pendekatan tertentu secara sistematis, teratur dan terarah.
Pembuatan keputusan dipandang sebagai salah satu unsur dalam proses yang berjalan dengan logika dan aturan baku (pendekatan normatif. Dan menempatkan manusia sebagai bagian sentral dengan peranan mayoritas dalam terlaksananya sebuah keputusan (pendekatan deskriptif).
Dasar pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh Manajer (decision maker) biasanya didasarkan atas :
a.      Keyakinan
Manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusannya didasarkan atas keyakinan bahwa “keputusan” (decision) inilah yang terbaik setelah   diperhitungkan dan di analisis faktor faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan negatif dari keputusan tersebut
b.        Intuisi
Manajer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi) nya, bersifat ilham dan perasaan perasaan (good feeling)-nya. Pengambilan keputusan secara intuitif ini secara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu, latihan-latihan dan latar belakang. Pengambilan keputusan secara intuisi biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap situasi dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut perasaan saja.
c.         Fakta- fakta
Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi dan fakta – fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan. Keputusan (decision) yang ditetapkan berdasarkan fakta-fakta ini relatif baik, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta bisa diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.
d.        Pengalaman
Manajer dalam pengambilan keputusannya didasarkan pada pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan “apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi seperti ini?”
e.        Kekuasaan
Decision maker dalam pengambilan keputusan (decision making) harus berpedoman atas kekuasaan (authority) yang dimilikinya, supaya keputusan itu sah dan legal untuk diberlakukan. Hal ini didasarkan karena authority  merupakan dasar hukum untuk bertindak dan berbuat sesuatu.

 Jenis-jenis Pengambilan Keputusan   

Keputusan jika dikaji dari proses pengambilan keputusan dikenal atas “Keputusan Auto Generated dan Keputusan Induced”.
a. Keputusan Auto Generated
Keputusan macam ini, adalah keputusan yang diambil dengan cepat dan kurang memperhatikan, mempertimbangkan data,informasi, fakta, dan lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini biasa diambil dalam keadaan darurat. Sehingga, dikatakan bahwa keputusan auto generated ini kurang baik, sebab resikonya besar. Tapi jika seorang decision maker dapat melakukan dan berhasil baik maka pemimpin tersebut akan cepat maju.
b.  Keputusan Induced
Keputusan induced diambil berdasarkan scientific management  atau manajemen ilmiah, sehingga keputusan itu logis, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya relatif kecil. Namun proses pengambilan keputusannya lebih lama. Walaupun demikian pada dasarnya tujuan kedua macam keputusan itu sama, yakni “ untuk mencapai hasil yang baik dan resiko yang sekecil–kecilnya”.
Sedangkan menurut para pakar manajemen dan teori organisasi, pembuatan keputusan dibagi kedalam dua kategori : keputusan yang terprogram/ terstruktur dan keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur. Untuk jenis keputusan kedua, terdapat beberapa istilah yang sering dipergantikan, yaitu : keputusan dinamis, keputusan atas tekanan konflik dan keputusan yang tidak dirancang. Tipe keputusan ini pada umumnya mengikuti tipe masalah yang dihadapi.

a.       Keputusan terprogram
Keputusan terprogram atau terstruktur merupakan keputusan yang bersifat      rutin, terjadi berulang-ulang. Karakteristik dari jenis keputusan ini sangat akurat, karena keputusan jenis ini merupakan perwujudan komulatif dari langkah-langkah penyelesaian masalah yang terjadi secara berulang. Keputusan ini memperlihatkan dengan jelas hubungan antara variabel penyebab dengan variabel akibat atau hasil. Alat pengambilan keputusan yang digunakan adalah kebiasaan, tradisi, rutinitas, kaidah rutinitas, atau pedoman petunjuk pelaksana. Karakteristik dari jenis keputusan ini menghadirkan tingkat risiko dan bahaya yang rendah, atau bahkan tidak ada. Contoh dari keputusan ini adalah: pembayaran gaji pegawai, listrik dan air, serta pembayaran bulanan belanja bahan mentah ke pemasok.

b.        Keputusan tidak terprogram
 Keputusan tidak terprogram merupakan kategori keputusan yang berkaitan erat dengan kondisi lingkungan kegiatan bisnis yang tidak pasti dan sangat dinamis. Pengambilan keputusan selalu dihadapkan pada sejumlah masalah baru yang sulit diramalkan. Keputusan yang diambil pada umumnya tidak didasarkan atas SOP (standard operational procedure) yang ada. Pengambilan keputusan didasarkan atas dasar kebiasaan, tradisi atau rutinitas tidak masuk dalam kamus. Kategori ini menghadirkan sejumlah peristiwa dan masalah yang istimewa serta unik. Manajer selalu dituntut untuk menunjukkan kinerja tertinggi dalam menerapkan ilmu dan terutama sekali seni, pengambilan keputusan. Keputusan jenis ini tida secara eksplisit menunjukkan dengan jelas hubungan antara variabel penyebab dan akibat. Pengambilan keputusan didasarkan pada pandangan rasionalitas yang dibatasi, kreatifitas, inovasi dan intuisi. Contoh: penyelesaian kasus unjuk rasa pegawai, atau penyelesaian masalah kenaikan harga bahan baku produk yang terjadi kenaikan secara tiba-tiba.

Faktor Faktor Pengambilan Keputusan

Menurut Rowedan Mc Grath, penelitian terhadap gaya pengambilan keputusan  mengidentifikasikan empat pendekatan individual yang berbeda untuk pengambilan keputusan. Fondasi dasar model tersebut adalah pengakuan bahwa setiap orang berbeda dalam dua dimensi.Pertama,cara berfikir mereka. Sebagian orang bersifat logis dan rasional. Mereka mengelola informasi secara sepotong demi sepotong. Sebaliknya, sebagian lainnya bersifat intuitif dan kreatif. Mereka memahami segala sesuatu secara keseluruhan.Kedua, dimensi lain membahas toleransi pribadi terhadap ambiguitis. Sebagian orang mempunyai kebutuhan yang tinggi untuk menata informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas, sementara yang lain mampu memproses membentuk empat gaya pengambilan keputusan, yakni:
·          Directive style
Orang yang menggunakan gaya direktif memiliki toleransi rendah terhadap ambiguitas dan menacari rasionalitas. Mereka bersifat efisien dan logis, namun perhatian mereka pada efisiensi menghasilkan dalam keputusan yang diambil dengan informasi minimal dan dengan sedikit alternatif yang terpikirkan. Tipe-tipe direktif mengambil keputusan dengan cepat dan berorientasi jangka pendek.
·         Analytical style
Tipe analitis memiliki toleransi yang jauh lebih besar terhadap ambiguitis dibandingkan dengan para pengambil keputusan direktif. Para manajer analitis paling tepat dicirikan sebagai pengambil keputusan yang cermat dengan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.
·         Conceptual style
       Individu dengan gaya konseptual cenderung menggunakan data dari berbagai sumber dan mempertimbangkan banyak alternatif. Fokus mereka adalah jangka panjang dan mereka sangat baik dalam menemukan solusi kreatif atas masalah-masalah.
·         Behavioral style
       Kategori terakhir gaya perilaku menjadi ciri para pengambil keputusan yang mempunyai perhatian besar pada orang-orang dalam organisasi dan perkembangan mereka. Mereka memerhatikan kebahagiaan anak buah mereka terbuka terhadap saran-saran dari orang lain. Tipe manajer ini mencoba menghindari konflik dan mencari penerimaan oleh orang lain.

Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan

Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.


 sumber:
http://www.fisipuinsgd.ac.id/blog/pengambilan-keputusan
https://hasanismail25.wordpress.com/2013/05/15/bab-5-dan-6-definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan/
http://www.slideshare.net/MSuryaPrtama/definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan?from_action=save&from=fblanding
ilearn.unand.ac.id/mod/resource/view.php?id=6188&redirect=1