Definisi dan Dasar Pengambilan
Keputusan
Secara
umum pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan
memilih alternatif solusi yang ada .Sebagai seni, pengambilan keputusan adalah
proses mengambil keputusan pada situasi dan kondisi yang berbeda (karena adanya
keragaman yang bersifat unik). Sebagai ilmu, pengambilan keputusan adalah suatu
aktivitas yang memiliki metode, cara, dan pendekatan tertentu secara
sistematis, teratur dan terarah.
Pembuatan
keputusan dipandang sebagai salah satu unsur dalam proses yang berjalan dengan
logika dan aturan baku (pendekatan normatif. Dan menempatkan manusia sebagai
bagian sentral dengan peranan mayoritas dalam terlaksananya sebuah keputusan
(pendekatan deskriptif).
Dasar pengambilan keputusan (decision
making) yang dilakukan oleh Manajer (decision maker) biasanya
didasarkan atas :
a. Keyakinan
Manajer (decision maker)
dalam pengambilan keputusannya didasarkan atas keyakinan bahwa “keputusan” (decision)
inilah yang terbaik setelah diperhitungkan dan di analisis faktor
faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan negatif dari keputusan
tersebut
b.
Intuisi
Manajer dalam pengambilan
keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi) nya, bersifat ilham dan
perasaan perasaan (good feeling)-nya. Pengambilan keputusan secara
intuitif ini secara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu,
latihan-latihan dan latar belakang. Pengambilan keputusan secara intuisi
biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap
situasi dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut
perasaan saja.
c.
Fakta- fakta
Pengambilan keputusan didasarkan
atas hasil analisis data, informasi dan fakta – fakta, serta didukung oleh
kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat dan daya pikir untuk
mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan. Keputusan (decision)
yang ditetapkan berdasarkan fakta-fakta ini relatif baik, rasional, dan dapat
dipertanggungjawabkan serta bisa diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.
d.
Pengalaman
Manajer dalam pengambilan
keputusannya didasarkan pada pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain.
Pengalaman sangat berharga, memberikan petunjuk dan memberikan jawaban atas
pertanyaan “apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi seperti ini?”
e. Kekuasaan
Decision maker dalam
pengambilan keputusan (decision making) harus berpedoman atas
kekuasaan (authority) yang dimilikinya, supaya keputusan itu sah dan
legal untuk diberlakukan. Hal ini didasarkan karena authority
merupakan dasar hukum untuk bertindak dan berbuat sesuatu.
Jenis-jenis Pengambilan Keputusan
Keputusan jika dikaji dari proses pengambilan keputusan
dikenal atas “Keputusan Auto Generated dan Keputusan Induced”.
a. Keputusan Auto Generated
Keputusan macam ini, adalah keputusan yang diambil
dengan cepat dan kurang memperhatikan, mempertimbangkan data,informasi, fakta,
dan lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini biasa diambil dalam
keadaan darurat. Sehingga, dikatakan bahwa keputusan auto generated ini kurang
baik, sebab resikonya besar. Tapi jika seorang decision maker dapat
melakukan dan berhasil baik maka pemimpin tersebut akan cepat maju.
b. Keputusan Induced
Keputusan induced diambil berdasarkan scientific
management atau manajemen ilmiah, sehingga keputusan itu logis,
ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya relatif kecil. Namun proses
pengambilan keputusannya lebih lama. Walaupun demikian pada dasarnya tujuan kedua macam
keputusan itu sama, yakni “ untuk mencapai hasil yang baik dan resiko yang
sekecil–kecilnya”.
Sedangkan menurut para pakar manajemen dan teori
organisasi, pembuatan keputusan dibagi kedalam dua kategori : keputusan yang
terprogram/ terstruktur dan keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur.
Untuk jenis keputusan kedua, terdapat beberapa istilah yang sering
dipergantikan, yaitu : keputusan dinamis, keputusan atas tekanan konflik dan
keputusan yang tidak dirancang. Tipe keputusan ini pada umumnya mengikuti tipe
masalah yang dihadapi.
a. Keputusan
terprogram
Keputusan terprogram atau
terstruktur merupakan keputusan yang bersifat
rutin, terjadi berulang-ulang. Karakteristik dari
jenis keputusan ini sangat akurat, karena keputusan jenis ini merupakan
perwujudan komulatif dari langkah-langkah penyelesaian masalah yang terjadi
secara berulang. Keputusan ini memperlihatkan dengan jelas hubungan antara
variabel penyebab dengan variabel akibat atau hasil. Alat pengambilan keputusan
yang digunakan adalah kebiasaan, tradisi, rutinitas, kaidah rutinitas, atau
pedoman petunjuk pelaksana. Karakteristik dari jenis keputusan ini menghadirkan
tingkat risiko dan bahaya yang rendah, atau bahkan tidak ada. Contoh dari
keputusan ini adalah: pembayaran gaji pegawai, listrik dan air, serta
pembayaran bulanan belanja bahan mentah ke pemasok.
b.
Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak terprogram merupakan kategori
keputusan yang berkaitan erat dengan kondisi lingkungan kegiatan bisnis yang
tidak pasti dan sangat dinamis. Pengambilan keputusan selalu dihadapkan pada
sejumlah masalah baru yang sulit diramalkan. Keputusan yang diambil pada
umumnya tidak didasarkan atas SOP (standard operational procedure)
yang ada. Pengambilan keputusan didasarkan atas dasar kebiasaan, tradisi atau
rutinitas tidak masuk dalam kamus. Kategori ini menghadirkan sejumlah peristiwa
dan masalah yang istimewa serta unik. Manajer selalu dituntut untuk menunjukkan
kinerja tertinggi dalam menerapkan ilmu dan terutama sekali seni, pengambilan
keputusan. Keputusan jenis ini tida secara eksplisit menunjukkan dengan jelas
hubungan antara variabel penyebab dan akibat. Pengambilan keputusan didasarkan
pada pandangan rasionalitas yang dibatasi, kreatifitas, inovasi dan intuisi.
Contoh: penyelesaian kasus unjuk rasa pegawai, atau penyelesaian masalah
kenaikan harga bahan baku produk yang terjadi kenaikan secara tiba-tiba.
Faktor Faktor Pengambilan Keputusan
Menurut Rowedan Mc Grath, penelitian terhadap gaya
pengambilan keputusan mengidentifikasikan
empat pendekatan individual yang berbeda untuk pengambilan keputusan. Fondasi
dasar model tersebut adalah pengakuan bahwa setiap orang berbeda dalam dua
dimensi.Pertama,cara berfikir mereka. Sebagian orang bersifat logis
dan rasional. Mereka mengelola informasi secara sepotong demi sepotong.
Sebaliknya, sebagian lainnya bersifat intuitif dan kreatif. Mereka memahami
segala sesuatu secara keseluruhan.Kedua, dimensi lain membahas
toleransi pribadi terhadap ambiguitis. Sebagian orang mempunyai kebutuhan yang
tinggi untuk menata informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas, sementara
yang lain mampu memproses membentuk empat gaya pengambilan keputusan, yakni:
·
Directive
style
Orang yang menggunakan gaya
direktif memiliki toleransi rendah terhadap ambiguitas dan menacari
rasionalitas. Mereka bersifat efisien dan logis, namun perhatian mereka pada
efisiensi menghasilkan dalam keputusan yang diambil dengan informasi minimal
dan dengan sedikit alternatif yang terpikirkan. Tipe-tipe direktif mengambil
keputusan dengan cepat dan berorientasi jangka pendek.
·
Analytical style
Tipe analitis memiliki toleransi
yang jauh lebih besar terhadap ambiguitis dibandingkan dengan para pengambil
keputusan direktif. Para manajer analitis paling tepat dicirikan sebagai
pengambil keputusan yang cermat dengan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
situasi yang baru.
·
Conceptual style
Individu dengan gaya konseptual cenderung
menggunakan data dari berbagai sumber dan mempertimbangkan banyak alternatif.
Fokus mereka adalah jangka panjang dan mereka sangat baik dalam menemukan
solusi kreatif atas masalah-masalah.
·
Behavioral style
Kategori terakhir gaya perilaku menjadi ciri
para pengambil keputusan yang mempunyai perhatian besar pada orang-orang dalam
organisasi dan perkembangan mereka. Mereka memerhatikan kebahagiaan anak buah mereka
terbuka terhadap saran-saran dari orang lain. Tipe manajer ini mencoba
menghindari konflik dan mencari penerimaan oleh orang lain.
Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan Keputusan dalam
partisipatif dalam organisasi sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan
kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat
khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait
dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.
sumber:
http://www.fisipuinsgd.ac.id/blog/pengambilan-keputusan
https://hasanismail25.wordpress.com/2013/05/15/bab-5-dan-6-definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan/
http://www.slideshare.net/MSuryaPrtama/definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan?from_action=save&from=fblanding
ilearn.unand.ac.id/mod/resource/view.php?id=6188&redirect=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar