Gambar

Senin, 27 Januari 2014

Kependudukan dan Kebudayaan (Softskill)



A.      Pendahuluan
         Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, medorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dsb. Akibatnya, semakin bertambah sostem mata pencaharian hidup dari homogeny menjadi kompleks. Manusia memiliki kelebihan dalam kehidupannya, yaitu memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya. Hal tersebut telah terungkap pada perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan rohaniah maupun kebudayaan kebendaan.

B.      Pertumbuhan Penduduk
         Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khusus. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi satu daerah atau negara bahkan dunia. Di samping itu, apabila pertambahan penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas di atas akan menimbulkan masalah-masalah.
         Pada tahun 1830 jumlah penduduk di dunia yaitu 1 miliyar. Pada tahun 2006, jumlah penduduk dunia telah mencapai 7 miliar. Sehingga pertumbuhan penduduk semakin cepat. Penggandaan penduduk (double population) jangka waktunya semakin singkat, hal terbut dapat dilihat pada table berikut.
 
         Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi sebagai berikut:
1.       Kematian (Mortalitas)
2.       Kelahiran (Fertilitas)
3.       Migrasi

Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat atau rate.
1.       Kematian
        Ada dua jenis tingkat kematian, yaitu.
a.    Tingkat kematian Kasar ( Crude Death Rate / CDR)
Ialah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1.000 orang, dapat dilihat dalam rumus berikut.


Jadi jumlah penduduk yang mewakili suatu tahun tertentu ialah jumlah penduduk pada bulan Juni.
Penduduk pertengahan tahun ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut.


b.    Tingkat Kematian Khusus ( Age Spesific Death Rate)
Tingkat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Kita dapat menghitung berdasarkan umur, rumusnya ialah sebagai berikut.
2.       Fertilitas (kelahiran hidup)
        Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortilitas, hal tersebut disebabkan:
a.      Sulit memperoleh angka statistic lahir hidup karena banyak bayi-bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
b.      Wanita mempunya kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali).
c.       Makin tua umur wanita tdaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
d.      Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu oramh saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
Ada dua istilah asing yang keduanya diterjemahkan sebagi kesuburan
a.      Facundity ( kesuburan)
Ialah kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
b.      Fertility (fertilitas)
Ialah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita, maksudnya kelahiran dengan tanda-tanda hidup yaitu: bernafas, bergerak, berteriak/menangis, ada denyut jantung, dsb.

Tingkat Kelahiran Kasar ( Crude Birth Rate / CBR)
Adalah jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun tsb.

Angka Kelahiran Umum ( General Fertility Rate / GFR)
Adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran per  1000 wanita usia produktif. Wanita yang berumur produktif antara 15-44 tahun atau 15-49 tahun.
Untuk menghitung angka kelahiran ini diperlukan jumlah penduduk wanita usia produktif atau subur.
Rumus:

3.       Migrasi
        Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang mendukung.
        Langkah-langkah seseorang migran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain atau kawasan (areal) lain terlebih dahulu ingin mengetahui lebih dahulu faktor-faktor sebagai berikut:
a.      Persediaan sumber alam
b.      Lingkungan sosial budaya
c.       Potensi ekonomi
d.      Alat masa depan
Akibat Migrasi
a.    Urbanisasi ( dari desa ke kota), kebanyakan dilakukan oleh golongan usia muda yang sangat produktif serta banyak inisiatif. Akibatnya, memungkinkan pertumbuhan penduduk yang pesat di kota, dan bagi pembangunan desanya sedikit banyak akan mempengaruhi kelancaran.
b.    Migasi internasional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi.
c.     Migrasi antar negara negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sessus penduduk pada tahun 1971 sampai 1980, migrasi masuk (imigrasi) hanya 0,61% dan migrasi ke luar (emigrasi) hanya 0,57%. Aspek sosiologis migrasi adalah adanya proses melepaskan diri dari suatu sosial dan masuk dalam struktur sosial atau pada kultur yang lain dengan problematic penyesuaian yang timbul daripadanya.
         Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dapat juga dilihat dari bentuk piramida penduduk.

1.       Piramida Penduduk Muda
Piramida yang menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Conoth: India, Brazil, Indonesia.
                                        Kelahiran > Kematian

2.       Piramida Stasioner
Piramida yang menggambarkan keadaan penduduk yang statis sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Contoh: Swedia, Belanda, Skandinavia.

3.       Piramida Penduduk Tua
Piramida yang menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali. Contoh: Jerman, Inggris, Belgia, Perancis
                                        Kematian > Kelahiran
                         Rasio Ketergantungan ( Dependency of Ratio)
                Adalah angka yang menunjuan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produtif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja (15-65 thn). Biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.
         Makin tinggi jumalh penduduk usia muda dan jompo makin besar rasio ketergantungannya.
C.      Kebudayaan dan Kepribadian
1.       Zaman Batu sampai Zaman Logam
Zaman batu dibagi dua:
a.      Zaman batu tua (Paleolithikum)
Alatnya masih kasar, misalnya kapak genggam yang dikenal dari Eropa, Afrika, Asia Tengah sampai Punsjab (India).

b.      Zaman batu muda (Neolithikum)
Berdasarkan para peneliti prehistori, bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan neolithikum berupa kapak batu besar maupun kecil bersegi-segi yang berasal dari Cina Selatan, menyebar kea rah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke Semenanjung Malaka. Kapak-kapak batu itu diasah sampai mengkilat dan diikat kepada tangkai kayu dengan rotan.
         Bersamaan dengan kapak, tersebar pula bahasa Proto Austronesia. Zaman Neolithikum, manusia mulai menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani, dan beternak. Pada zaman itu juga, mereka mengenal dan memiliki kepandaian mencairkan logam dari bijih besi dan menuangkan ke dalam cetakan-cetakan serta mendinginkannya.
2.       Kebudayaan Hindu, Buddha, dan Islam
a.      Kebudayaan Hindu dan Buddha
Hindu berasal dari India. Pada abad V, Buddha memasuki Indonesia. Ajaran Buddha dikatakan lebih maju disbanding ajaran Hindu, salah satunya karena Buddha tidak mengenal kasta-kasta.
Penganut Hindunisme dan Budhisme melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tingi dalam seni bangunan, seni pahat, seni ukir, dan seni sastra. Contoh: Candi Prambanan dan Candi Borobudur.
b.      Kebudayaan Islam
Abad XV dan XVI, Islam dikembangkan di Indonesia, oleh Wali Sanga. Di daerah-daerah yang belum amat terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam bagi kehidupan penduduk yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatra Timur, Sumatra Barat, dan Pesisir Kalimantan.

3.       Kebudayaan Barat
        Kebudayaan ini muncul di Indonesia berawal dari penjajah, misalnya Belanda. Dalam kurun waktu itu juga, kota-kota pusat pemerintahan seperti Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang menjadi dua lapisan sosial yaitu kaum buruh dan kaum pegawai. Keduanya inilah pendidikan Barat di sekolah-sekolah dan kemampuan bahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial. Selain itu, masuk juga agama Katolik dan Kristen Protestan.
        UUD 1945 memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia.
                Kebudayaan dan Kepribadian
                         Kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. Setiap masyarakat memillik sistem niali dan sistem kaidah sebagai konkretisasi. Nilai dan kaedah berisikan harapan-harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas. Kepribadian bangsa Indonesia yang rama tamah, suka menolong, memiliki sifat gotong royong adalah ciri umu dari sekian banyak kepribadian suku-suka bangsa yang ada di Indonesia, yang menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.



Soal
1.      Pertambahan penduduk di daerah atau negara berdasarkan faktor demografi adalah
a.       Mortalitas, penggandaan, migrasi
b.      Migrasi, fertilitas, rasio
c.       Fertilitas, mortalitas, sosial budaya
d.      Migrasi, mortalitas, fertilitas
Jawaban : D

2.      Wilayah Indonesia bagian manakah yang menjadi penyebaran agama Katolik dan Kristen Protestan?
a.       Jawa, Sumatra Barat, Kalimantan
b.      Sulawesi Utara, Maluku, irian Jaya
c.       Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan
d.      NTT, Banten, Sumatra Selatan
Jawaban: B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar